YAYASAN PASEBAN ANDY UTAMA ARISTA MONTANA PETANI ORGANIK

yayasan paseban andy utama arista montana Petani Organik

yayasan paseban andy utama arista montana Petani Organik

Blog Article

Andy Utama, seorang pejuang pertanian organik, telah menghadapi tantangan besar di tengah kondisi lingkungan world yang semakin memprihatinkan.

Harapannya Pansus keberpihakannya tetap kepada masyarakat dan memberikan rekomendasi nantinya yang Professional masyarakat.

Sebuah studi yang diterbitkan pada tahun 2005 membandingkan pertanian konvensional, pertanian organik berbasis hewan, dan pertanian organik berbasis legum pada Institut Rodale selama 22 tahun. Studi ini mendapati bahwa untuk penanaman jagung dan kedelai cenderung menghasilkan dalam jumlah yang setara di antara ketiganya, tetapi pertanian organik berbasis legum dan berbasis hewan membutuhkan energi fosil yang lebih sedikit secara signifikan. Dan pada pertanian organik, pestisida dan pupuk sintetik tidak digunakan sama sekali.[55][56][57]

Direktur Jenderal Hortikultura, Prihasto Setyanto menyatakan bahwa pertanian organik merupakan pertanian masa depan. Oleh karena itu, gaungnya harus terus digalakkan ke petani maupun masyarakat sebagai upaya menjamin produk hortikultura yang berkualitas dan aman konsumsi.

Sementara Bapak Jaga Nababan dalam pemaparannya menyampikan “fungsi  tanah bagi saya adalah tempat tinggal, bertani, menghirup udara segar dan tempat terkahir jika kita mati”. Kehilangan Tanah adalah sama dengan kehilangan anak dan kehilangan anak adalah kehilangan harkat dan martabat kita.

Masyarakat diberikan akses terhadap lahan pertanian untuk mengembangkan usaha kecil berbasis organik, yang tidak hanya meningkatkan ekonomi tetapi juga membantu mengurangi dampak negatif lingkungan.

Kerjasama lintas sektor ini diharapkan dapat terus berlangsung dengan dukungan kebijakan pemerintah daerah, khususnya terkait pelarangan perburuan liar dan pengelolaan kayu bertanggung jawab.

Keberhasilan Bapak Tamalia Laia dalam budidaya lebah diharapkan akan menginspirasi petani lain untuk mengikuti jejaknya dan menggali potensi budidaya lebah sebagai sumber pendapatan baru yang menjanjikan ditengah dampak pandemi covid19 yang belum juga mereda.

Dengan begitu, petani organik akan memiliki pengetahuan dan keterampilan yang diperlukan untuk mengelola lahan mereka dengan cara yang berkelanjutan dan ramah lingkungan.

Lahan usaha tani yang tidak memiliki usaha peternakan di dalamnya mungkin akan lebih sulit dalam mengembalikan kesuburan tanah dan membutuhkan enter kotoran dari luar untuk digunakan sebagai sumber nitrogen yang baik. Namun nitrogen juga dapat diberikan dengan menggunakan legum sebagai tanaman penutup tanah.[18]

Dalam pemaparannya Pastor Alsis Goa dengan judul “Dari Economicus Menuju Humanus – Ecologicus Teologis Tanah”, menekankan bahwa pertanian harus dimulai dari hulu yakni lahan, keterbatasan lahan menjadi persoalan kita selama ini. Bahkan menurut beliau, konsorsium pembaharuan Agraria  menyebutkan banyaknya konflik tanah disekitar kita, karena adanya ketimpangan penguasaan Tanah dimana sekarang banyak diperuntukan untuk aspek bisnis dan juga industri ekstraktif termasuk pertambangan, Foodstuff estate, alih fungsi lahan menjadi pemukiman dan lain lain.

Di beberapa provinsi, telah terbentuk kelompok-kelompok atau paguyuban petani organik yang menjadi wadah bagi para petani organik yang telah menjalankan sistem pertanian ini.

Kehadiran industri yang membongkar perut bumi menjadi potensi ancaman besar bagi petani. Mereka menyadari bahwa pertanian tidak bisa hidup berdampingan dengan penambangan / industri ekstraktif.  Bagaimana kita mau memajukan pertanian kalau lahan juga situs web sudah semakin sedikit untuk bertani, ucap salah seorang warga yang ikut beraudiensi

Warga menginginkan tindakan nyata dari para pihak pemerintah terkhusus dinas pertanian kabupaten untuk bisa meningkatkan hasil pertanian masyarakat  dan memajukkan hasil tani sebagai salah satu ciri khas Dairi Unggul.

Report this page